Cari Blog Ini

Senin, 27 April 2009

OPTIMASI HYDRO THERMIS PART 1

Berdasarkan asal katanya optimasi merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk mengoptimalkan / memaksimalkan kinerja suatu perangkat atau suatu pekerjaan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan optimasi hydro thermis yaitu pengoptimalan kerja pembangkit hydro dan pembangkit thermis agar bekerja secara maksimal dalam menangani maslah-masalah yang dihadapi pada system tenaga listrik, baik itu masalah efisiensi maupun nilai ekonomis. Dalam hal ini saya mengambil contoh untuk pembangkit listrik baik hydromaupun thermis yang berada di pulau jawa.



Pembangkit Hydro merupakan pembangkit yang dalam penggunaanya menggunakan tenaga Hydro ( air ) untuk menggerakan turbin, dalam hal ini PLTA, secara sederhana proses pembangkitan tenaga listrik menggunakan sumber daya air hanya sebatas air yang ditampung ( dalam hal ini waduk ) dialirkan ke bendungan agar tercipta sebuah air terjun buatan kemudia energi potensial yang timbul akibat jatuhnya air tersebut digunakan untuk menggerakkan kincir air yang selanjutnya putaran kincir air tersebut disambungkan keturbin yang kemudian memutarkan generator untuk mengkonversi tenaga mekanis menjadi tenaga listrik.
Beberapa karakteristik PLTA dalam kaitannya dengan optimasi pembangkit hydro:
1.pada saat pembangkitan tenaga listrik, pembangkit-pembangkit hydro tidak memerlukan waktu yang lama untuk menghasilkan tenaga listrik, dikarenakan operator tinggal membuka pintu air kemudian air masuk ke dalam sistem pengliran dan menggerakkan turbin.
2.dalam hal penghentian proses pembangkitan ( shut down ), pada PLTA waktu yang dibutuhkannya pun relatif singkat, dengan hanya menutup pintu air, otomatis segala proses pembangkitan tenaga listrik akan berhenti, mulai dari putaran turbin dan generator akan berangsur melemah, dan sampai pada akhirnya tidak berputar lagi hal ini terjadi dalam waktu yang cukup singkat.

Keuntungan pembangkitan menggunakan tenaga air :
1.tidak memerlukan bahan bakar, sehingga PLN dapat mengurangi biaya pembangkitan listrik. Karena bahan yang digunakan untuk proses pembangkitan tela tersedia di alam dalam jumlah yang sangat banyak.
2.pengaruh cuaca ( khususnya di indonesia ) tidak terlalu berpengaruh terhadap proses pembangkitan.
3.tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga bahan bakar dunia, karenatidak menggunakan bahan bakar pada prosesnya.
4.biaya perawatan relatif murah dibandingkan dengan pembangkit thermis.

Kerugian :
1.pada saat pembangunan, Perusahaan Listrik biasanya terbentur dengan masalah pembebasan lahan yang akan dijadikan sebagai bendungan, dalam pembuatan sebuah bendungan lahan yang digunakan tidak cukup bermodalkan lahan 1 atau 2 hektar tanah, namun bisa mencapai berpuluh-puluh hektar bahkan ratusan hektar.
2.pembuatan lahan untuk bendungan, dipilih lahan-lahan yang memang memiliki curah hujan yang cukup tinggi, hal ini dikarenakan terhadap ketersediaan air, yang menunjang proses pembangkitan tenaga listrik.


sedangkan yang dimaksud dengan pembengkit thermis adalah pembangkit yang dalam pengoperasiannya menggunakan tenaga panas untuk menghasilkan listrik, misalkan pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya, dalam hal ini saya mengambil contoh PLTU Suralay yangmenggunakan bahan bakar batu bara. Proses kerjanya menggunakan air dididihkan dalam sebuah bejana kemudian menghasilkan uap yang akhirnya digunakan untuk memutar turbin dan turbin menggerakkan generator sampai pada akhirnya menghasilkan tenaga listrik.

Beberapa karakteristik pembangkit thermis:
1.proses pembangkitan tenaga listrik relatif lama, karena harus menunggu sampai bahan bakar benar-benar menyal untuk menghasilkan panas yang maksimum agar didapat tenaga listrik yang maksimum juga.
2.proses penghentiannya pembangkitan, juga memerlukan waktu yang cukup lama. Karena meskipun api telah padam, namun bara api nya masih menyala, yang berakibat masih terdapat panas yang berpotensi mendidihkan air.

Keuntungan pembangkit thermis :
1.pembuatannya tidak terbentur kepada masalah pembebasan lahan, karena lahan yang digunakan relatif sedikit.
2.daya yang dibangkitkan relatif besar
contoh : PLTU Suralaya membangkitkan 3.212 MW

kelemahan pemabngkit thermis:
1.proses pembangkitan terpengaruh oleh cuaca, PLTU suralaya menggunakan bahan bakar yang disuplai dari bukit asam sumatera, jika kondisi cuaca sedang tidak bersahabat, maka proses pendistribusian bahan bakar akan terganggu
2.biaya perawatan relatif legih mahal, karena dalam pembangkitan alat-alat / saluran terhubung dengan panas sehingga memerlukan perawatan yang ekstra.


Berdasarkan data karakteristik masing-masing pembangkit diatas dan dalam kaitannya dengan optimasi pembangkit hydro thermis selanjutnya kita harus mengetahui penggunaan masing-masing pembangkit agar tercapai tujuan yang telah disebutkan yaitu optimasi.
Pembangkit hydro lebih cocok digunakan untuk menangani beban puncak, beban puncak sendiri terjadi pada jam 17.00 – 22.00 dimana pada saat itu seluruh aktivitas terpusat pada rumah masing-masing penduduk, dan hampir semua penduduk menggunakan seluruh peralatan elektroniknya. Mengapa harus pembangkit hydro bukan pembangkit thermis yang digunakan?? Seperti yang telah disebutkan diatas bahwasannya pembangkit hydro memerlukan waktu untuk start up yang lebih cepat dibandingkan pembangkit thermis
Sedangkan pembangkit thermis lebih cocok untuk menghandle beban normal, dikarenakan dalam pengoperasiannya pembangkit thermis memerlukan waktu yang cukup lama.

Buat pembaca, Terima kasih atas perhatiannya.......

1 komentar: